YOGYAKARTA – Hari raya kurban atau Idul Adha tahun ini, Masjid Danunegaran menyembelih 12 ekor lembu dan 20 ekor kambing.
“Alhamdulillah, untuk tahun ini kita ada 12 Lembu, dan 20 kambing. Yang 11 kita sembelih hari ini, hari Senin. Salah satu yang lembu dari kedua belas ekor itu besok hari Selasa, disembelih di desa binaan di Gunung Kidul. Sehingga Alhamdulillah sampai pukul 13:00 WIB, ini 11 lembu sudah kita sembelih dan 20 kambing untuk tahun ini,” kata Ustadz Hasan didampingi Ketua Pelaksana Kurban, Eko Ratmoko, Sekretaris, H. Rokhedi P. Santoso, dan Bendahara, Sutriyoko, Senin (17/6/2024).
Terkait sasaran pembagian kurban, Udtadz Hasan menyebutkan pembagian diserahkan ke panitia kurban, selanjutnya ke masyarakat disekitar Masjid Danunegaran, Yogyakarta.
“Kalau jumlah pastinya saya kurang tahu. Yang jelas ini didiskusikan untuk masyarakat di kampung Danunegaran. Nanti untuk jumlah pastinya, bisa ke panitia, dan tadi yang satu lembu nanti di daerah Desa Binaan,” ungkap Ustadz Hasan.
Sementara itu, Ketua Panitia Kurban Masjid Danunegaran, Eko Ratmoko menyampaikan bahwa jamaah yang berkurban tahun ini tidak berbeda dengan tahun lalu.
“Untuk tahun lalu relatif sama.Cuma jumlah pastinya itu saya kurang tahu. Karena kadang-kadang Sapinya itu nambah, atau Kambingnya yang berkurang. Kadang pokoknya itu kalau enggak Sapi berkurang kambingnya nambah atau sebagainya,” kata Eko.
Untuk tahun ini, bertindak sebagai imam penyembelihan adalah Ustadz Hasan. Tugasnya adalah mengatur penyediaan sampai memastikan penyediaannya dilakukan dengan Syar’i.
“Saya hanya alumni yang pernah tinggal di masjid ini. Di tahun ini saya diminta untuk jadi imam penyembelihan ya di tahun tahun sebelumnya juga cuma saya tidak terlibat ke panitia inti. Sebagai imam penyembelihan yang tugasnya mengatur penyediaan sampai memastikan penyediaan itu bisa dilakukan dengan syar’i dengan tuntunan yang kita sepakati,” ucap Ustadz Hasan.
Ustadz Hasan menambahkan, tujuan berkurban untuk memberikan kemanfaatan. Artinya Sohibul ingin berbagi kebahagiaan dengan daging hewan kurban.
“Makanya trendnya itu biasanya yang dulu itu kambingnya banyak sekarang justru Sapi, karena sekarang itu daging sapi lebih aman dikonsumsi karena banyak yang sudah menghindari daging kambing, sehingga tujuannya tetap sama, yaitu sosial kepada masyarakat berbagi kebahagiaan dengan daging hewan kurban,” jelasnya.
Panitia memprioritaskan pembagian di sekitar Masjid Danunegaran, baik itu warga ataupun jamaah. Disamping itu, tidak semua warga itu menjadi jamaah kita.
“Artinya kita sebut jamaah yang sudah rutin ke Masjid kita, kita sebut jamaah. Ada warga yang belum ke Masjid. Nah, ini yang kita harapkan dengan adanya dari kurban itu yang awalnya sebelum ke Masjid, akhirnya bisa pergi ke Masjid sebagai jamaah pada akhirnya,” jelasnya.
Untuk jamaah atau masyarakat yang belum sempat berkurban tahun ini, diharapkan mampu melakukannya tahun depan.
“Ya kita harapkan karena kurban itu adalah memang mentalitasnya. Artinya kalau kita yakin Allah akan mengganti harta kita dengan berkuban, maka berkurban,” ujarnya
“Nah biasanya kurban itukan tahunan bisa direncanakan dan bisa menabung, kalau memang ingin kurban.Makanya biasanya kita berharap, untuk jamaah itu kita sarankan untuk mulai memikirkan menabung, untuk kurban tahun depan. Dan itu sudah kita arahkan, dengan sistem tabungan. Sehingga jamaah itu bisa tahu berapa kekurangannya ketika menjelang hari H. Nah, harapan kami juga begitu warga yang belum berkurban, mari kita berkurban,” beber Ustadz Hasan.
Karena biasanya setiap tahun tambah Ustadz Hasan, kebanyakan nama-nama itu saja yang berkurban. Sedangkan yang baru tidak banyak.
“Kadang-kadang hanya itu-itu saja. Yang baru juga tidak banyak. Sehingga belum semua bergerak untuk berkurban. Tetapi yang kita lihat intinya sudah bagus dan warga kita sudah mulai menikmati,” pungkasnya. (Wira)