Bandar Lampung, – Seorang mantan aktivis mahasiswa yang kini dikenal sebagai pengamat sosial, Andi Prasetyo, melontarkan kritik tajam terhadap aksi demonstrasi yang berlangsung di depan Kantor Wali Kota Bandar Lampung, Selasa (29/4). Ia menilai aksi tersebut tidak mencerminkan etika dan nilai perjuangan yang selama ini dijunjung tinggi oleh gerakan mahasiswa.
Menurut Andi, aksi yang dilakukan sekelompok mahasiswa dan warga tersebut berlangsung ricuh dan dipenuhi ujaran provokatif. Beberapa peserta aksi bahkan terlihat membakar ban dan mencoret pagar kantor wali kota dengan cat semprot. “Demonstrasi adalah hak demokratis setiap warga, tapi harus dilakukan dengan cara yang beradab. Jika dilakukan dengan kekerasan simbolik dan kata-kata kasar, pesan perjuangannya akan hilang,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga marwah demonstrasi sebagai bentuk penyampaian aspirasi, bukan ajang untuk mencari sensasi atau merusak fasilitas umum. “Dulu kami turun ke jalan dengan membawa data, argumen, dan dialog. Bukan dengan amarah yang tak terkendali,” tambahnya.
Sementara itu, pihak kepolisian mengamankan jalannya aksi dan menegaskan tidak ada penangkapan, meski sempat terjadi ketegangan. Wali Kota Bandar Lampung belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Aksi tersebut diketahui memprotes kebijakan pemkot terkait relokasi pedagang kaki lima yang dinilai merugikan warga kecil. Namun, cara penyampaian aspirasi itulah yang kini menuai sorotan dan kritik dari berbagai pihak, termasuk para mantan aktivis.(*)