Lampung, wartaviral.com – Suku Sungkai merupakan salah satu komunitas adat yang kaya akan tradisi dan sejarah di bawah naungan adat Lampung Pepadun.
Berasal dari migrasi masyarakat Komering pada abad ke-19, Suku Sungkai kini bermukim di wilayah Lampung dan memiliki peran penting dalam menjaga kekayaan budaya serta kearifan lokal Lampung.
Berdasarkan cerita rakyat, leluhur Suku Sungkai berasal dari Komering, Sumatra Selatan.
Sekitar tahun 1800 Masehi, masyarakat Komering dari marga Bunga Mayang mulai bermigrasi menyusuri Way Komering untuk mencari kehidupan baru.
Mereka kemudian membuka pemukiman baru, yang dikenal sebagai “umbul” atau “tiuh”. Perpindahan ini berlanjut hingga wilayah Way Sungkai, di mana mereka menetap dengan izin dari tetua adat Buway Nunyai, salah satu kebuwayan besar Suku Abung.
Salah satu tonggak penting dalam sejarah Suku Sungkai adalah pada tahun 1818-1834, ketika mereka berhasil menjalankan upacara adat besar dengan menyembelih 64 ekor kerbau sebagai bentuk penghormatan kepada adat.
Hal ini menjadi bukti kemajuan komunitas Sungkai yang mampu beradaptasi dan berkembang di tanah baru.
Suku Sungkai terbagi menjadi tujuh kebuwayan besar, yaitu:
1. Buway Indor Gajah (Segajah)
2. Buway Selembasi
3. Buway Perja (Serja)
4. Buway Harayap
5. Buway Liwa
6. Buway Semenguk
7. Buway Dibintang
Ketiga kebuwayan pertama disebut sebagai keturunan dari Putri Silimayang, tokoh penting dalam sejarah Sungkai.
Suku Abung, sebagai penduduk asli wilayah Lampung, memberikan tanah kepada Suku Sungkai sebagai bentuk pengakuan adat.
Sejak saat itu, Suku Sungkai berada di bawah tradisi hukum adat Lampung Pepadun, yang menjunjung tinggi nilai-nilai gotong royong, musyawarah, dan penghormatan terhadap adat istiadat.
Nama-nama wilayah seperti Sungkai Utara, Sungkai Selatan, dan Sungkai Jaya menunjukkan penyebaran komunitas Sungkai yang meluas hingga generasi keempat dan kelima di Lampung.
Nama “Negara Tulang Bawang” yang digunakan oleh Suku Sungkai juga mencerminkan hubungan sejarah dengan kampung asal mereka di Komering.
Saat ini, Suku Sungkai terus menjaga tradisi mereka melalui upacara adat, seni, dan budaya lokal.
Kegiatan seperti begawi adat dan berbagai ritual tradisional menjadi identitas kuat yang menghubungkan mereka dengan sejarah nenek moyangnya.
Selain itu, kearifan lokal mereka menjadi salah satu warisan budaya yang berharga bagi Lampung.
Suku Sungkai adalah bukti hidup dari kekayaan budaya Indonesia. Dengan sejarah migrasi yang panjang, mereka telah menjadi bagian integral dari keberagaman adat Lampung.
Penghormatan terhadap adat Pepadun serta hubungan harmonis dengan suku-suku lain menjadikan Suku Sungkai sebagai simbol kebersamaan dan keberlanjutan tradisi di tanah Sumatra. (*)