YOGYAKARTA – Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat FKPM Paksikaton, Muhammad Suhud, menyampaikan seorang pemimpin di Kota Yogyakarta kelak harus punya visi misi yang jelas, jangan seperti yang sudah-sudah yakni Feodalisme yang kaku dan masih sangat dominan. Yogyakarta dengan segala kekayaan budaya dan sejarahnya, membutuhkan pemimpin yang memiliki visi misi jelas dan jiwa republiken.
“Seorang pemimpin yang mampu membawa perubahan dan kemajuan tanpa terbelenggu oleh kekuatan tradisional dan feodalisme yang masih kuat,” kata Muhammad Suhud, atau yang lebih dikenal sebagai KRT Condro Padmonegoro, dalam dialog budaya dengan salah satu Balon Wakil Walikota Yogyakarta, DR. (Can) Ariyanto SE.MM., Minggu (9/6/2024) malam.
Menurut KRT Condro Padmonegoro, Yogyakarta membutuhkan sosok yang mandiri dan berani, seseorang yang tidak peduli pada rintangan dan terus maju untuk kebaikan kota ini.
Di Yogyakarta, semua masih menunggu arahan dari Sultan. Jika Sultan diam, semuanya menunggu.
Pemimpin yang ingin memperbaiki Yogyakarta, tanpa restu Sultan seringkali hanya sebentar menjabat.
“Mentalitas ini harus diubah. Kita perlu orang yang berani mengambil langkah, meskipun tanpa persetujuan Sultan. Selama langkah itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan,”ujarnya.
Ditambahkan Romo Condro, di Yogyakarta semua terbelenggu oleh feodalisme yang ketat. Pejabat-pejabat hanya menunggu, waktu selesai menjabat tanpa memikirkan kemajuan yang harus dicapai.
Sebenarnya, jika mereka berani da yakin dengan program yang dijalankan, tidak akan ada masalah.
“Yang dibutuhkan adalah, seorang pemimpin yang berfokus pada visi dan misi, tanpa peduli pada keuntungan pribadi. Ketika semua berjalan sesuai rencana, hasilnya akan datang dengan sendirinya,” kata Romo Condro, begitu beliau akrab disapa.
Sering kali, sebelum memulai tugas, orang sudah berpikir tentang apa yang akan mereka dapatkan. Ini salah.
Jalani saja visi dan misi yang ada. Jangan berpikir tentang apa yang akan didapatkan, tetapi fokus pada apa yang harus dilakukan untuk memajukan Yogyakarta.
“Sebagai orang asli Yogyakarta, saya merasa kecewa, melihat tidak adanya perubahan signifikan selama bertahun-tahun. Feodalisme yang kaku masih sangat dominan di sini, dan menghambat kreativitas dan keberanian,” ujarnya lagi
Yogyakarta membutuhkan pemimpin yang bijaksana, pintar, dan berani mengambil langkah evolusioner tanpa memikirkan kebiasaan feodalistis. Kita harus fokus pada apa yang dibutuhkan oleh Yogyakarta.
Dirinya merasa marah melihat stagnasi ini. Semua terlalu menunggu dan paternalistis di sini masih tinggi.
Orang yang kreatif dan pemberani masih ragu-ragu karena takut akan konsekuensi dari tindakan mereka.
Kita perlu menghilangkan kekhawatiran dan prasangka buruk. Yakin dan jalani dengan berani tanpa tapi. Kita butuh pemimpin yang tidak berpikir negatif dan berani mengambil langkah maju untuk kepentingan Yogyakarta.
“Meskipun saya tidak memiliki banyak hal materi, saya tetap yakin dengan visi ini. Sebagai KRT Cjondro Padmonegoro, saya berharap pemimpin Yogyakarta selanjutnya akan memiliki visi yang jelas dan keberanian untuk membawa perubahan yang dibutuhkan,” Romo Condro mengakhiri perbincangan. (WIRA)