Uncategorized

Ariyanto Jogkem gelar diskusi soal Pariwisata dengan PHRI, ASITA dan BP2KY

10
×

Ariyanto Jogkem gelar diskusi soal Pariwisata dengan PHRI, ASITA dan BP2KY

Sebarkan artikel ini

YOGYAKARTA – Demi meningkatkan kualitas pariwisata di Yogyakarta, pembatasan kunjungan bukanlah solusi. Fokus utama haruslah pada pelayanan prima terhadap wisatawan yang berkunjung. Pelayanan ini dapat ditingkatkan dengan mengimplementasikan nilai Sapta Pesona, yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan memberikan kenangan indah.

Hal itu dipaparkan Balon Wakil Walikota Yogyakarta DR. (Can) Ariyanto, SE.MM., pada diskusi Pariwisata, yang diinisiasi beberapa tokoh penting di sektor Pariwisata Yogyakarta, seperti Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo, Ketua ASITA DIY Edwin Himna, Ketua BP2KY Aldi Fadhlil Diyanto, yang berlangsung di Oni Kopi Mangkuyudan Yogyakarta, Selasa (4/6/2024) malam.

Ariyanto yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Jogkem Group menegaskan, bahwa pelayanan prima merupakan langkah efektif untuk meningkatkan kualitas pariwisata.

Menurutnya, setiap karyawan harus diberi pengertian terkait pentingnya memberikan pelayanan yang excellent, kepada semua wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

“Pentingnya perhatian terhadap pelaku UMKM, sopir taksi, pengemudi becak, andong, serta pedagang asongan. Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam membina mereka,” kata Ariyanto.

Lebih lanjut katanya, bahwa pendidikan bagi pelajar perlu ditata agar para pendatang dapat menghormati dan mengikuti norma budaya di Yogyakarta.

Deddy Pranowo, Ketua PHRI DIY menyampaikan pendapatnya, bahwa pentingnya peningkatan kualitas pelayanan dalam industri perhotelan dan restoran.

Menurutnya, hospitality atau keramahtamahan dalam melayani tamu di hotel maupun restoran adalah hal yang mutlak.

Ia percaya bahwa dengan memberikan pelayanan yang terbaik, pariwisata di Yogyakarta dapat terus berkembang tanpa harus membatasi jumlah kunjungan wisatawan.

Sementara itu Edwin Himna sebagai Ketua ASITA DIY, mengajukan pertanyaan kritis mengenai kesiapan Yogyakarta dalam menghadapi quality tourism yang berkaitan erat dengan kehadiran quality tourist.

Edwin menyoroti perlunya kejelasan terkait destinasi wisata dan fasilitas penunjang yang harus memadai. Edwin mencatat bahwa Yogyakarta masih menjadi destinasi wisata yang nyaman bagi berbagai kalangan wisatawan.

Selama ini, pelayanan terhadap tamu, mulai dari penjemputan hingga layanan guide, sudah berjalan dengan baik, namun harus terus ditingkatkan untuk mencapai standar quality tourism.

Ketua BP2KY, Aldi Fadhlil Diyanto, menambahkan bahwa Quality Tourism sangat cocok untuk Yogyakarta yang kaya akan budaya.

Wisata berbasis budaya dapat memperkuat konsep quality tourism dengan memisahkan pasar menjadi high, middle, dan low.

“Pentingnya penelitian ekonomi karena setiap segmen pasar ini berkaitan erat dengan UMKM yang beroperasi di masing-masing segmen. Hal ini menekankan pentingnya meningkatkan aksesibilitas internasional. Penambahan penerbangan internasional sangat diperlukan karena Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) sangat capable dalam menerima kedatangan internasional, baik dari segi kualitas layanan maupun kapasitasnya. Dengan demikian, pasar high dapat dijaga dengan baik oleh wisatawan internasional, pasar middle oleh wisatawan lokal dan korporat, serta pasar low oleh pelajar yang banyak melakukan studi tour di Yogyakarta,” jelas Aldi.

Dari hasil diskusi itu, disepakati bahwa kualitas Pariwisata di Yogyakarta dapat ditingkatkan melalui pelayanan prima, sesuai dengan nilai-nilai Sapta Pesona. Pemerintah daerah dan semua pelaku industri pariwisata harus bekerja sama untuk mencapai tujuan ini, termasuk meningkatkan fasilitas dan aksesibilitas, serta memberikan pendidikan yang baik kepada pelajar dan masyarakat lokal. Dengan demikian, Yogyakarta dapat terus menjadi destinasi wisata yang nyaman dan menarik bagi semua kalangan wisatawan. (Wira)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *