Uncategorized

Akademisi Pariwisata Ariyanto Jogkem Katakan Target Sektor Pariwisata Kota Yogyakarta Harus Dapat Mengurangi Penggangguran

27
×

Akademisi Pariwisata Ariyanto Jogkem Katakan Target Sektor Pariwisata Kota Yogyakarta Harus Dapat Mengurangi Penggangguran

Sebarkan artikel ini

Yogyakarta, – Terkenal dengan kekayaan budaya dan keindahan peninggalan bangunan bersejarah telah menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia. Namun, di balik gemerlapnya sektor pariwisata, terdapat pula permasalahan pengangguran yang perlu ditangani. Badan Pusat Statistik (BPS) biasanya menerbitkan data ketenagakerjaan per triwulan atau per tahun. Data terbaru yang tersedia adalah data Februari 2024, di mana Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Yogyakarta sebesar 3.69 %.

Jika Jumlah pengangguran dihitung berdasarkan TPT dikalikan dengan jumlah angkatan kerja mencapai 277.684 jiwa, maka, perkiraan jumlah pengangguran di Kota Yogyakarta pada Februari 2024 adalah sekitar 10.273 jiwa.

Menurut Akademisi Pariwisata, DR. (CAN) Ariyanto, SE.MM., diperlukan langkah-langkah nyata yang diambil untuk mengurangi pengangguran di sektor pariwisata Kota Yogyakarta. Pertama adalah peningkatan kualitas SDM:

“Pemerintah dan berbagai pihak terkait berfokus pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata. Hal ini dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan vokasi yang berfokus pada keterampilan hospitality, bahasa asing, dan pengetahuan tentang budaya lokal.”

“Salah satu contohnya adalah Balai Pelatihan Vokasi (BPV) Pariwisata Yogyakarta yang menyelenggarakan pelatihan di berbagai bidang, seperti perhotelan, kuliner, dan pemandu wisata,” ungkapnya, Sabtu (25/5/2024).

Yang kedua adalah pengembangan Wisata Alternatif.: Selain fokus pada wisata mainstream, Kota Yogyakarta dapat mengembangkan wisata alternatif, seperti wisata edukasi, wisata budaya, dan Kampung Wisata Kota/Kawista. Hal ini membuka peluang kerja baru bagi masyarakat lokal, khususnya di luar kawasan wisata utama.

“Contohnya, pengembangan Kampung Wista Kota yang melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pelestarian budaya setempat,” katanya.

Ketiga adalah pemanfaatan teknologi.: Pemerintah mendorong penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sektor pariwisata. Hal ini membuka peluang kerja baru di bidang digital marketing, web development, dan aplikasi pariwisata.

“Contohnya, pengembangan platform online untuk pemesanan tiket wisata, akomodasi, guide local dan layanan lainnya,” sambungnya.

Dan keempat, sinergi antar pemangku kepentingan, Pemerintah, Organisasi Pariwisata, Lembaga Diklat, Agent Penyaluran Kerja Hotel dan Kapal Pesiar, pelaku usaha pariwisata, akademisi, dan masyarakat lokal bekerja sama dalam merumuskan strategi dan program yang tepat untuk mengatasi pengangguran di sektor pariwisata.

Namun upaya-upaya itu masih menghadapi tantangan, seperti minimnya akses permodalan bagi pelaku usaha kecil menengah (UKM) pariwisata dan belum optimalnya koordinasi antar pemangku kepentingan.

“Meskipun demikian, dengan komitmen dan kerja sama yang berkelanjutan, diharapkan pengangguran di sektor pariwisata Kota Yogyakarta dapat dikurangi dan sektor ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” tutup pria yang juga Dirut Jogkem Group itu. (Wira)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *