Unila dan PT GGP Jalin Kerja Sama Wujudkan Solusi Ramah Lingkungan Atasi Serangan Nematoda pada Guava Kristal

Berita, Headline6 Dilihat

Bandar Lampung – Universitas Lampung (Unila) melalui Program Studi Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) berkolaborasi dengan PT Great Giant Pineapple (GGP) untuk mengatasi persoalan serius dalam budidaya Guava Kristal, salah satu komoditas unggulan ekspor asal Lampung, Kamis, (9//2024) lalu.

Prof. Dr. I Gede Swibawa bersama tim riset HPT Unila menjelaskan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, produktivitas guava kristal mengalami penurunan signifikan. Buah yang dihasilkan mengecil dan tidak memenuhi standar ekspor akibat serangan Nematoda Puru Akar (Meloidogyne spp.), yang merusak sistem perakaran sehingga tanaman kerdil hingga mati. Kondisi ini bukan hanya menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan, tetapi juga mengancam keberlanjutan produksi.

Sebagai jawaban atas tantangan tersebut, tim Unila mengembangkan Bionematisida Netamax-FP berbasis isolat jamur Purpureocillium lilacinum B01TG. Penelitian menunjukkan jamur ini mampu menginfeksi telur nematoda secara efektif, terbukti dari hasil uji laboratorium maupun uji semi-lapangan.

Lebih jauh, inovasi ini diperkuat dengan kombinasi kompos bromelain yang berasal dari limbah pengolahan nanas PT GGP, mencapai sekitar 30 ton per hari. Campuran ini menghasilkan Enriched Compost yang berfungsi ganda: menyediakan nutrisi bagi tanaman sekaligus menjadi pengendali organisme pengganggu tumbuhan (OPT).

“Dari hasil uji coba, kombinasi Netamax dengan kompos bromelain terbukti efektif menurunkan populasi nematoda dan meningkatkan pertumbuhan guava kristal,” jelas Prof. I Gede Swibawa.

Keunggulan riset ini tidak berhenti di laboratorium. Produk Netamax-FP Unila kini dikembangkan menuju produksi massal dan diimplementasikan langsung pada lahan guava milik PT GGP, baik di kebun produksi maupun lahan relokasi.

Kerja sama ini menjadi contoh nyata hilirisasi riset perguruan tinggi yang memberi manfaat langsung bagi industri sekaligus mendukung pembangunan ekonomi hijau. Selain mengurangi penggunaan pestisida kimia, pemanfaatan limbah nanas sebagai bahan campuran juga mengurangi residu sampah industri.

BACA JUGA:  Kapan Waktu yang Tepat Membeli Bitcoin? Tinjauan Indikator RSI dan MACD

Kolaborasi ini turut meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (SDM). Mahasiswa dilibatkan dalam riset, magang industri, hingga monitoring lapangan, sementara dosen dan peneliti memperoleh pengalaman transfer teknologi, publikasi bersama, hingga pencatatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) formula Netamax-FP.

Dari sisi PT GGP, para teknisi lapangan mendapatkan pelatihan langsung dalam aplikasi bionematisida, pengolahan kompos, serta pemantauan kesehatan akar guava. Hal ini membuat perusahaan lebih mandiri dalam menerapkan inovasi.

Dengan terjalinnya kerja sama ini, Unila dan PT GGP membuktikan bahwa inovasi lokal dapat menjadi solusi nyata atas masalah industri sekaligus mendorong pertanian berkelanjutan.

“Kerja sama riset dan hilirisasi ini bukan hanya meningkatkan produktivitas guava kristal, tetapi juga menjadi pondasi ekosistem inovasi kampus-industri yang mendukung keberlanjutan lingkungan,” tegas Prof. I Gede. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *