BeritaBerita Utama

Pesta Adat ‘Begawei Balak’ di Lampung Utara Sukses Besar, Satukan Semua Kalangan dan Cetak Sejarah Baru

16
×

Pesta Adat ‘Begawei Balak’ di Lampung Utara Sukses Besar, Satukan Semua Kalangan dan Cetak Sejarah Baru

Sebarkan artikel ini

Lampung Utara – Perhelatan akbar Pesta Adat Lampung Abung, “Begawei Balak Suttan Rajo Negeri” yang digelar oleh keluarga besar Suttan Rajo Negeri di Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Abung Barat, Lampung Utara, pekan lalu, tidak hanya sukses dan megah, tetapi juga langsung viral se-Indonesia.

Acara budaya yang sarat makna ini diperbincangkan luas dan memenuhi linimasa media sosial, mencatatkan sejarah baru bagi desa tersebut.

Begawei Balak yang diselenggarakan oleh pengusaha nasional asli Cahaya Negeri, Fahru Rizal (Suttan Rajo Negeri) dan saudaranya Risoni, S.E. Gelar Suttan Titel, ini bukan sekadar pesta biasa. Acara ini digelar dengan niat mulia untuk melestarikan dan mengharumkan nama kampung serta menjaga budaya sakral Lampung Abung.

Sejarah Baru dan Kemegahan Adat
Kemegahan Begawei Balak kali ini diakui mencatatkan sejarah.

Ini adalah kali pertama sejak kampung didirikan hampir tiga setengah abad lalu, Begawei Balak dihadiri langsung oleh Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djuasal, Bupati Lampung Utara, serta tokoh-tokoh besar lainnya seperti Mantan Kapolda Lampung, Mayjen Ike Edwin.

Acara yang menghabiskan anggaran fantastis hingga hampir Rp10 miliar dan memotong hampir 20 ekor sapi ini, menampilkan dan menjalankan seluruh tata titei adat Lampung Abung, termasuk prosesi turun mandei 9 orang dan mepatun (penyematan Gelar Suttan) 7 orang.

Menyita Perhatian dan Menyatukan Bangsa
Sejak rangkaian acara dimulai pada 14 Oktober 2025, momen Gawei Balak ini telah menyita perhatian publik. Puncaknya pada malam Cangget Agung, Sabtu (18/10/2025) malam, yang berlangsung aman, sukses, dan meriah luar biasa.

Fenomena menariknya, acara ini berhasil menyatukan ribuan orang dari berbagai penjuru Indonesia, khususnya para perantau Cahaya Negeri yang puluhan tahun tidak pulang kampung. Kampung ini mendadak ramai seperti momen Lebaran Idul Fitri, dipenuhi mobil berplat nomor dari Pulau Jawa, Bali, bahkan Manado Sulawesi Utara.

Namun, catatan paling penting dari Begawei Balak ini adalah kemampuannya menyatukan semua anak bangsa.

Kehadiran dan bahu-membahunya berbagai suku, mulai dari Suku Jawa, Banten, Sunda, Padang, Batak, Bali, hingga Tionghoa dalam menyukseskan acara ini, menunjukkan bahwa budaya adat Lampung dapat menjadi perekat kebhinekaan.

“Niat kami dari awal menggelar acara ini adalah untuk terus merawat dan melestarikan Begawei sebagai budaya Lampung yang begitu sakral,” ujar Fahru Rizal kepada Pikiran Lampung.

“Kami juga ingin melalui budaya, nama Kampung Cahaya Negeri … terus terangkat hingga ke tingkat Nasional.”
Kesuksesan Begawei Balak Suttan Rajo Negeri ini menjadi bukti nyata bahwa semangat melestarikan adat dan budaya mampu menciptakan perhelatan yang tidak hanya megah di daerah, tetapi juga berdampak viral dan menyatukan semangat persaudaraan di tingkat nasional.***

Editor: Rudi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *