BANDARLAMPUNG — Pemerintah Provinsi Lampung terus memperkuat implementasi Program Kelas Migran Vokasi Jepang sebagai langkah strategis membuka akses kerja luar negeri bagi pelajar SMA/SMK di Bumi Ruwa Jurai.
Sebagai bentuk komitmen, Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela meninjau langsung pelaksanaan program tersebut di SMKN 4 Bandar Lampung, Senin (17/11/2025). Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan proses pembelajaran berjalan optimal dan sesuai arah kebijakan pemerintah provinsi.
Program Kelas Migran Vokasi Jepang sendiri menjadi program unggulan Pemprov Lampung, sekaligus menjadikan Lampung sebagai provinsi pertama di Indonesia yang menerapkan Kelas Migran Vokasi untuk SMA/SMK sebagai pilot project nasional.
Sebelumnya, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal telah menandatangani MoU dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia pada 30 Juli 2025.
Wagub Jihan dalam kunjungannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme para siswa. Menurutnya, program ini bukan hanya wadah pelatihan bahasa, tetapi membuka peluang kerja bagi generasi muda Lampung.
“Saya senang sekali kelas Migran Vokasi sudah berjalan di beberapa sekolah. Di SMK 4 ini saya melihat langsung bagaimana siswa antusias mengikuti pelatihan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa banyak siswa memiliki cita-cita bekerja atau melanjutkan karier di Jepang sehingga program ini harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Namun demikian, ia mengakui masih ada tantangan, salah satunya keterbatasan jumlah sensei atau pengajar bahasa Jepang.
“Kami sedang koordinasi dengan universitas-universitas, termasuk Universitas Indonesia, untuk menjajaki sinergi agar kebutuhan pengajar dapat terpenuhi,” jelasnya.
Wagub Jihan menegaskan Pemprov Lampung akan terus memperluas jangkauan program agar semakin banyak sekolah dapat membuka kelas migran vokasi.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Thomas Amirico menjelaskan bahwa perkembangan program berjalan positif meski masih menghadapi sejumlah hambatan teknis.
Dari target 240 sekolah, tercatat 93 sekolah telah membuka kelas vokasi migran dengan 2.658 siswa sebagai peserta aktif.
Sementara itu, lebih dari 5.000 siswa lainnya tengah menunggu giliran dan diperkirakan akan mulai belajar bulan ini.
“Kita ada 37 sensei yang mengajar di SMK maupun SMA negeri. Kekurangannya nanti kita tutup dengan sekitar 51 guru sensei eksternal,” jelas Thomas.
Ia menambahkan, Pemprov Lampung terus memonitor proses pembelajaran mulai dari peningkatan kualitas, kesiapan uji kompetensi, hingga penyelarasan kurikulum dengan kebutuhan pasar kerja Jepang.
Salah satu fokus lainnya adalah menghadirkan sertifikasi bahasa Jepang N4 langsung di Lampung agar siswa tidak perlu ke luar daerah.
“Tahun ini beberapa perusahaan Jepang akan datang langsung ke Lampung untuk melihat proses pembelajaran dan menyiapkan rekrutmen. Kita berharap siswa yang siap bisa langsung terserap,” ujarnya.
Saat ini terdapat delapan sektor yang menjadi prioritas, di antaranya caregiver, hospitality, dan manufaktur.
Di SMKN 4 Bandar Lampung, terdapat 58 siswa yang mengikuti program vokasi migran. Kepala Sekolah Dewi Ningsih menjelaskan bahwa pihaknya menyesuaikan jadwal agar tidak mengganggu kegiatan PKL siswa kelas XII.
“Kami bersurat ke industri agar PKL berlangsung Senin sampai Kamis. Jumat–Sabtu mereka belajar penuh di sekolah untuk bahasa Jepang,” terangnya.
Setelah penguasaan tahap dasar bahasa dan budaya, para siswa akan masuk ke tahap peminatan serta uji kompetensi yang menjadi prasyarat sebelum mengikuti proses rekrutmen.
Melalui program ini, Pemprov Lampung berharap siswa memiliki kesiapan bahasa, budaya, keterampilan teknis, serta sertifikasi yang diperlukan untuk bekerja di Jepang.
Pemerintah juga terus memperluas kemitraan dengan kementerian, lembaga pelatihan, dan perusahaan Jepang untuk mempercepat proses penempatan kerja.
Dengan berbagai percepatan yang dilakukan, Pemprov Lampung optimistis seluruh sekolah sasaran dapat segera menjalankan program, sehingga semakin banyak pelajar Lampung berkesempatan meraih masa depan di pasar kerja internasional. (*)







