Bali, – Direktur Center for The Sustainable Development Goals Universitas Bandar Lampung (SDGs Center UBL), Dr. Eng. Fritz Akhmad Nuzir, menghadiri kegiatan Thematic Panel of Expert Climate-Resilient and Inclusive Cities (CRIC) yang diselenggarakan oleh United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG-ASPAC) di Nusa Dua, Bali. Dalam forum ini, Fritz memaparkan progres Rencana Aksi Iklim Kota Bandar Lampung yang menjadi bagian dari upaya pemerintah kota dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.
Sebagai akademisi dari program studi Arsitektur UBL sekaligus Ketua Tim Penyusun Dokumen Rencana Aksi Iklim Kota Bandar Lampung, Fritz menjelaskan bahwa dokumen ini disusun oleh Pokja Iklim Pemerintah Kota Bandar Lampung dan mencakup peningkatan kapasitas pemerintah dalam menangani perubahan iklim serta mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). “Kami bekerja untuk menyediakan landasan ilmiah dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, mulai dari inventarisasi emisi gas rumah kaca hingga penilaian kerentanan serta risiko yang perlu diantisipasi,” ujar Fritz melalui sambungan elektronik, Rabu (30/10/2024).
Penyusunan dokumen ini melibatkan tim penyusun yang bekerja sama dengan CRIC dan Pokja Perubahan Iklim Kota Bandar Lampung. Dokumen tersebut disusun berdasarkan serangkaian kegiatan pelatihan serta pendampingan teknis yang dipandu UCLG-ASPAC.
Mengangkat tema “Towards Inclusive and Resilient Ecosystem and Waste Management for Sustainable Cities,” kegiatan ini dibuka oleh Direktur Lingkungan Hidup BAPPENAS dan menghadirkan para ahli dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dalam pengelolaan ekosistem dan sampah, serta langkah-langkah menghadapi perubahan iklim. Program ini didukung Uni Eropa dengan tujuan meningkatkan kapasitas 10 kota percontohan di Indonesia dalam merencanakan dan menanggulangi dampak perubahan iklim, serta membangun kerja sama antara kota dan pusat penelitian di Eropa, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Forum ini menegaskan kembali komitmen Bandar Lampung dalam mengintegrasikan aksi iklim yang inklusif serta berkelanjutan di level lokal, sebagai langkah nyata dalam menghadapi tantangan global. (*)