Bandar Lampung – Anggaran jumbo senilai Rp4,5 miliar dari APBD 2025 telah digelontorkan untuk pengadaan alat praktik kejuruan di SMK swasta se-Lampung. Namun, alih-alih disambut dengan transparansi, program ini justru terkesan diselimuti kabut misteri.
Diperuntukkan bagi sekolah dengan konsentrasi keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas, proyek ini dijadwalkan bergulir pada Mei 2025. Tapi hingga kini, informasi mengenai mekanisme pemilihan penyedia barang, spesifikasi alat, dan sekolah penerima masih gelap gulita.
Yang mengejutkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung, Thomas Amrico, memilih diam saat dikonfirmasi. Meski mobil dinasnya terlihat terparkir di halaman kantor pada Rabu, 23 April 2025, sang Kadis tak kunjung bisa ditemui. Upaya konfirmasi lewat WhatsApp pun tak mendapat respons hingga berita ini tayang, Kamis, 24 April 2025.
Kondisi ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: Ada apa di balik senyapnya proyek ini? Mengapa program pendidikan yang menyangkut dana miliaran rupiah justru diliputi minim keterbukaan?
Apalagi, data dari BPKP menunjukkan bahwa Lampung masuk 10 besar provinsi dengan kasus korupsi tertinggi di Indonesia, dan sektor pendidikan duduk di peringkat empat sebagai sektor paling rawan penyimpangan pengelolaan dana pendidikan di Bumi Ruwa Jurai?. (Rud)