Dugaan Penganiayaan Karyawan De Amore oleh Oknum yang Mengaku Anggota Dewan: Kasus Masih Berjalan Tanpa Titik Terang

Uncategorized124 views

BANDAR LAMPUNG – Dugaan penganiayaan terhadap salah satu karyawan De Amore oleh seorang oknum yang mengaku sebagai anggota DPRD Komisi 1 hingga kini masih belum menemukan titik terang. Proses hukum kasus tersebut masih berjalan di Polsek Teluk Betung Selatan (TBS).

 

Manager De Amore, Jaka, mengungkapkan kepada media pada Sabtu (19/10/2024), bahwa kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. “Kasus ini masih dalam proses hukum di Polsek Teluk Betung Selatan. Menurut informasi yang saya terima, kemungkinan Senin depan akan diadakan gelar perkara,” ujar Jaka.

 

Saat awak media mencoba menghubungi Kapolsek Teluk Betung Selatan, Kompol Endriko Sidauruk, terkait kepastian gelar perkara tersebut, beliau belum bisa memberikan konfirmasi. “Maaf, saya sedang di rumah sakit,” jawabnya singkat melalui pesan WhatsApp.

 

Peristiwa yang terjadi pada Minggu malam (29/09/2024) itu melibatkan seorang oknum yang mengaku sebagai anggota DPRD Komisi 1. Oknum tersebut diduga menganiaya salah seorang karyawan De Amore setelah terjadi perselisihan mengenai tagihan yang harus dibayar. Menurut saksi mata, sekelompok orang tiba di tempat hiburan malam itu sekitar pukul 17:00 WIB dan mengancam akan menutup tempat hiburan tersebut jika mereka merasa kecewa.

 

Korban penganiayaan, yang merupakan karyawan De Amore, menyatakan bahwa ia menerima telepon dari salah satu rekan kerjanya karena oknum tersebut menolak membayar tagihan yang sudah ditentukan. Mereka hanya bersedia membayar 6 juta rupiah dari total tagihan yang ada. Saat korban tiba di lokasi, situasi sudah tidak kondusif, dan oknum yang marah-marah langsung memukul korban.

 

“Setelah dipukul, baju saya juga ditarik hingga sobek. Saya segera melakukan visum dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Teluk Betung Selatan,” ungkap korban.

BACA JUGA:  Menabung Sejak Dini Dengan Tabungan Simpel Bank Lampung

 

Namun, BP, oknum yang diduga melakukan penganiayaan, membantah tuduhan tersebut. Dalam keterangannya kepada media, BP mengatakan bahwa insiden itu hanya melibatkan adu mulut dan dorong-dorongan akibat pengaruh alkohol. “Kami dalam keadaan mabuk, dan saya kaget melihat tagihan yang tidak sesuai. Kami berencana membayar keesokan paginya setelah menghitung ulang,” jelas BP.

 

Meski demikian, penyelidikan kasus ini masih terus berlanjut. Pihak Polsek Teluk Betung Selatan menyatakan akan melakukan pengecekan lebih lanjut terkait insiden tersebut. (Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *